Text
Cinta Suci Zahrana
Zahrana, wanita berumur 31 tahun yang sudah menamatkan S2 nya jurusan arsitektur. Ia sekarang menjadi dosen di Universitas Semarang serta pernah diundang oleh Tsinghua University Beijing menerima penghargaan Tingkat Internasional di Bidang Arsitektur.
Zahrana bersinar terang dalam karir dan pendidikannya. Namun ia lupa bahwa dirinya telah menginjak usia pernikahan. Orang tuanya selalu mendorongnya untuk menyegerakan menikah. Hingga suatu hari, ia dilamar oleh Pak Karman, rekan dosen di kampusnya. Pak Karman ini sudah berusia lanjut, bahkan anaknya seumuran dengan Zahrana.
Zahrana menolaknya mentah-mentah. Ia tak ingin mempunyai suami yang memiliki rentang umur yang sangat jauh darinya.
Suatu hari, Zahrana datang ke tempat Ibu Nyai guna mencari solusi atas permasalahan yang ia hadapi. Ibu Nyai lantas mengenalkan Zahrana pada salah seorang santri yang sudah menyandang status duda tanpa anak. Meski hanya berjualan sebagai penjual kerupuk keliling, Zahrana merasa sangat cocok dengan santri itu. Maka digelarlah pernikahan Zahrana dengan sang santri. Rencana tersebut disambut sepenuh hati oleh orang tua Zahrana yang sudah lama menantikan putri satu-satunya itu segera melangsungkan pernikahan.
Takdir berkata lain. Tepat di hari pernikahan Zahrana, calon suaminya itu dikabarkan mengalami kecelakaan hingga tewas dikarenakan tertabrak kereta api. Zahrana merasa sangat terpukul mendengar berita itu hingga ia jatuh pingsan.
Musibah selanjutnya menimpa Zahrana. Ayahnya terkena serangan jantung dan meninggal di hari yang sama. Belum lagi baru-baru ini ia mendapat teror dari pak Karman, dosen yang pernah ia tolak lamarannya.
Hari penuh duka telah menyelimuti kehidupan Zahrana. Tetapi Allah Maha Adil. Pasti akan ada secerca cahaya yang mampu menerangi serta menghibur segala duka yang Zahrana alami.
Hari itu tiba. Saat secerca cahaya harapan Zahrana menghampiri, buah atas kesabarannya selama ini. Hasan, mahasiswa bimbingannya. Hari ini Hasan mengutus ibunya tuk menyampaikan keseriusannya dalam berasmara. Ibunya Hasan meminta langsung Zahrana untuk bersedia menemani kehidupan Hasan selanjutnya hingga Hasan menua.
Awalnya Zahrana ragu. Tetapi, ibunya Hasan berhasil meyakinkan Zahrana bahwa Hasan benar- benar serius dan mantap dengan pilihannya. Malam itu juga, selesai melaksanakan sholat tarawih, Hasan mengikrarkan akad yang mengikatnya dengan Zahrana lewat ikatan suci pernikahan. Disaksikan oleh ratusan jamaah di Masjid dekat rumah Zahrana, serta dibawah rembulan yang menjadi saksi.
Allah tak akan pernah salah dalam memilihkan sesuatu bagi hambanya. Jika tidak sekarang, pasti akan ada waktu, tempat, dan orang yang tepat yang akan menjawab segala kegelisahan yang melanda. Menuai buah atas kesabarannya.
Tidak tersedia versi lain