Text
Fiqih Ekologi : Menjaga bumi memahami makna kitab suci
Agama diciptakan tuhan untuk manusia bukan yang lainnya, karenanya seluruh ajaran agama berorientasi pada nilai-nilai Ketuhanan dan kemanusiaan. Agama menjadi keharusan bagi setiap manusia agar mereka mampu melakukan proses pengabdian terhadap tuhan dengan seimbang. Bumi dan isinya diciptakan Tuhan agar manusia dengan mudah menjalankan peran kehambaannya, namun sayang, bumi yang seharusnya dijadikan perantara dalam melakukan penyembahan cenderung disalahgunakan. Manusia lupa akan tugas awalnya, manusia lalai akan perjanjian yang telah disepakatinya dengan Tuhan.
Untuk mengembalikan kesadaran manusia, Tuhan pun berfirman pada alam: "Hai tanah, air, api, dan udara, bergeraklah dengan cepat, secepat manusia memberlakukanmu dengan semaunya!" Dan firman pun dijalankan: tanah bergerak menghasilkan longsor dan gempa bumi; air bergerak banjir dan tsunami pun terjadi; api bergerak kebakaran dan gunung berapi tinggal menunggu hari; dan saat udara bergerak angin topan, puting beliung dan tornado tidak bisa dihindari. Saat itu, manusia hanya mampu merasakan dengan penuh ketakutan, "Tuhan lindungilah kami!" Manusia memang egois, ia hanya mementingkan kebaikannya sendiri, tanpa pernah mempedulikan kebaikan lingkungannya.
Manusia hanya bisa mengambil, mencuri, meminta, menghabiskan, merusak, dan menghancurkan tanpa pernah memberi, menanam, menjaga, apalagi melestarikan. Baiklah, kalau itu yang Anda mau, lagian Tuhan juga tidak terlalu sulit untuk menuruti semua kemauan Anda. Bakar dan tebanglah hutan semau Anda, habiskan seluruh sumber daya alam yang telah diciptakan Tuhan, turuti saja semua keinginan nafsu Anda, namun jangan terkejut, jika besok Anda meneteskan air mata dalam ketakutan yang mencemaskan.
Tidak tersedia versi lain