Setiap hari kita mendengar atau membaca kata: mungkin satu kata, puluhan kata, ratusan kata, ribuan kata atau bahkan jutaan kata, dalam berbagai rangkaian. Akan tetapi, berapa katakah yang mampu mengubah kita untuk berakhlak mulia? Manakala kita mendengar ucapan atau nasihat bijak dan akhlak kita tetap juga tidak berubah menjadi baik, apakah hal itu disebabkan oleh kata-kata yang tidak baik, or…
Bibliografi: hlm. 215-228 Tasawuf pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan (maqomat dan abwal), yang dapat membebaskan diri dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan berada sedekat mungkin dengan Allah. Dengan kata lain, tasawuf berhubungan dengan pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Allah. Lebih jauh menurut Harun Nasution i…
Kajian tentang peningkatan diri tidak pernah mengenal kata surut apa lagi padam. Dalam perkembangannya, para pakar menemukan bahwa disamping kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual ternyata memainkan peran signifikan dalam peningkatan kualitas diri. Dari sisi tasawuf, ketiga kualitas kecerdasan tersebut, digunakan untuk mengenal Allah (IQ), mensucikan, mengagungkan …
Buku ini adalah kumpulan tulisan Fikri Yathir - sebuah sisi kepribadian lain Kang Jalal yang hanya muncul sewaktu menuang- kan gagasannya dalam rubrik "Halaman Akhir" di Majalah Ummat. Gagasan yang dikemukakannya bukanlah sekadar igauan atau per- mainan kata-kata belaka, tetapi sarat dengan hikmah yang bisa di- petik sebagai pelajaran dalam mengarungi kehidupan ini. Dengan berpijak pada sema…
Polemik tentang Wachdatul-Wujud antara tokoh-tokoh yang dibicarakan buku ini terjadi di Aceh. Kedatangan ajaran Islam ke Aceh dan lahirnya Kerajaan Pasai pada abad ke-13 M, serta disusul berdirinya Kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke-16 M menjadikan Aceh semakin maju dan makmur. Kemajuan dan kemakmuran daerah Aceh ini mengundang para ulama untuk datang ke Aceh dengan membawa kitab-kitab tasaw…
Indeks.: hlm. 339-344